Membaur bersama relawan lainnya seperti Desa Tangguh Bencana (Destana) dari Desa Kali Besar dari Kecamatan Kurau, Desa Sungai Bakar dari Kecamatan Bajuin dan Desa Panjaratan dari Kecamatan Pelaihari, Tagana Kabupaten Tanah Laut, Organisasi Orari, Respon Cepat (RC) 113 Tala, PMI Tala serta masyarakat Desa Swarangan Kecamatan Jorong, Sabtu (3/11/2018) pekan tadi melakukan apel akbar di pesisir pantai Swarangan dan sekaligus melakukan aksi bersih-bersih pantai dari sampah yang berserakan serta penanaman bibit pohon pinus.
Apel akbar tersebut merupakan puncak program Sekolah Laut dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Pusat yang dilaksanakan dengan beberapa kegiatan sebelumnya kepada masyarakat Desa Swarangan, baik dari sosialisasi, pemberian materi dari stake holder, penanaman pohon bakau hingga terakhir apel bersama 1.000 relawan. Dalam apel akbar di hadiri Kasi Mitigasi Non Struktural BNPB Pusat, Aminingrum,MA.
Dalam amanahnya Aminingrum mengatakan, apel 1.000 relawan merupakan salah satu program dari BNPB yakni pengurangan resiko bencana selain di Kabupaten Tanah Laut juga telah dilaksanakan di beberapa daerah lainnya di Indonesia.
Suhu udara yang semakin panas, perlu di ketahui pengurangan resiko bencana adalah kemampuan dalam menghadapi, mengancam,mengganggu dari segi ekononi psikoligis dari gangguang alam.
“Bagaimana menghadapi kejadian alam tersebut, maka program sekolah laut di canangkan setiap tahun, karena kita tahu di Indonesia bentuk bencana seperti banjir bandang selalu menjadi ancaman,”kata Aminingrun.
Ia menambahkan, pengelolaan resiko bencana tidak bisa di bagi menurut administratif dan wilayah karena satu sama lain saling berhubungan. Sekolah laut sendiri adalah program pengurangan resiko bencana di tempat masyarakat, utamanya dari aliran sunguai dari hulu dan hilir. Sekolah laut merupakan sarana berbagi ilmu dan pengalamaman serta menjalin hubungan bersama antara masyarakat, nelayan, pedagang, aktivis lingkungan, dan Pemerintah Daerah, karena bencana adalah masalah besar. Tiap daerah punya karakteristik lokal dan kearifan budaya. Sekolah Laut sebagai upaya membuka budaya yang mungkin terlupakan. Suatu cara untuk membangun jejaring dalam upaya mengurangi resiko bencana.
Lewat apel 1.000 relawan menjadi harapan agar dapat memperkuat koordinasi antar pihak dalam upaya pengelolaan resiko bencana. Pembangunan yang mengesampingkan lingkungan justru akan memperburuk lingkungan itu sendiri, resiko baru bagi masyarakat, misalnya pengelolaan sampah berikut dengan daur ulangnya.
Pengurangan resiko bencana dengan cara alami yakni penanaman pohon bakau utamanya untuk masyarakat pesisir. Sekolah laut merupakan kegiatan berkelanjutan yang menjadi tugas SKPD terkait dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanah Laut bagi pemuda di daerah lainnya di Kabupaten Tanah Laut. Namun yang terpenting adalah komitmen Pemerintah Daerah kepada masyarakat, organisasi masyarakat, lembaga usaha, karena bencana yang datang pertama kali adalah ke masyarakat.
Sementara itu Asisten 1 Setda Tala Bambang Kusudarisman menyambut positif program sekolah laut dari BNPB Pusat yang sampai ke daerah.
Hal ini harus serius di ikuti, kegiatan dalam hal mengurangi resiko bencana, dan sudah sangat tepat telah di bentuk di Kabupaten Tanah Laut dengan kondisi alamnya ada laut, kata Bambang.
Selesai apel 1.000 relawan di lanjutkan dengan aksi bersih-bersih pantai dari sampah. Setiap 2 orang relawan masing-masing memegang kantong plastik ukuran besar. Penanaman bibit pohon pinus pun dilakukan di pesisir pantai, karena pohon pinus di yakini mampu untuk mencegah adanya abrasi pantai.
Apel juga di hadiri forkopimda Kabupaten Tanah Laut, personil TNI dari Posramil Jorong, Kapolsek Jorong Iptu Supian Noor beserta jajaran, kepala DAOP Manggala Agni, Direktur PT.Hutan Rindang Banua, perwakilan dari PLTU Asam-Asam, Plt.Kalaksa BPBD Tala, Pimpinan SKPD Tala, serta tokoh masyarakat Desa Swarangan.Tung

Waspada Cuaca Ekstrem